Sabtu, 13 Agustus 2011

Arthropoda

Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen. Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata.

Ciri, ukuran dan bentuk tubuh
Ciri tubuh Arthropoda meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh. Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam.

Struktur tubuh
Secara umum tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi. Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit. Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat. Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak. Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru. Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis. Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba. Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya. Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia. Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan. Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak. Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang.

Sistem pernafasan dan peredaran darah
Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya. Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka. Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol. Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa.

Cara hidup dan habitat
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik. Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah. Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput.

Reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril. Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa telur.

Klasifikasi
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki.Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu Kelas Arachnoidea, Myriapoda, Crustacea, dan Insecta.

Senin, 08 Agustus 2011

TerumbuKarang

TERUMBU KARANG

Terumbu karang adalah struktur di dasar laut berupa deposit kalsium karbonat di laut yang dihasilkan terutama oleh hew an karang. Karang adalah hew an tak bertulang belakang yang termasuk dalam Filum Coelenterata (hew an berrongga) atau Cnidaria. Yang disebut sebagai karang (coral) mencakup karang dari Ordo scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa (Timotius, 2003).

Terumbu karang (Coral reef ) merupakan masyarakat organisme yang hidup didasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut. Sedangkan organisme –organisme yang dominan hidup disini adalah binatang-binatang karang yang mempunyai kerangka kapur, dan algae yang banyak diantaranya juga mengandung kapur. Berkaitan dengan terumbu karang diatas dibedakan antara binatang karang atau karang (reef coral ) sebagai individu organisme atau komponen dari masyarakat dan terumbu karang (coral reef ) sebagai suatu ekosistem (Sorokin, 1993).

Veron (1995) dan Wallace (1998) mengemukakan bahwa ekosistem terumbu karang adalah unik karena umumnya hanya terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90- 95%. Suharsono (1999) mencatat selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 C di atas suhu normal.

Selanjutnya Nybakken (1992) mengelompokkan terumbu karang menjadi tiga tipe umum, yaitu :
a.Terumbu karang tepi (Fringing reef/shore reef )
b.Terumbu karang penghalang (Barrier reef)
c.Terumbu karang cincin (atoll)

MANFAAT EKOSISTEM TERUMBU KARANG

Nilai guna langsung meliputi seluruh manfaat dari sumberdaya yang dapat diperkirakan langsung dari konsumsi dan produksi dimana harga ditentukan oleh mekanisme pasar. nilai guna ini dibayar oleh orang secara langsung mengunakan sumberdaya dan mendapatkan manfaat darinya. Nilai guna tidak langsung terdiri dari manfaat - manfaat fungsional dari proses ekologi yang secara terus menerus memberikan kontribusi kepada masyarakat dan ekosistem. Sebagai contoh terumbu karang terus menerus memberikan perlindungan kepada pantai, serta peranannya dalam mempertahankan keberlanjutan sumberdaya perikanan terkait dengan fungsinya sebagai spawning ground, nursery ground dan feeding ground (Dewi,2011).

Menurut Suprihayono (2000) beberapa aktivitas pemanfaatan terumbu karang, yaitu :
1) Perikanan terumbu karang
Masalah perikanan merupakan bagian dari ekosistem bahkan keanekaragaman karang dapat mencerminkan keanekaragaman jenis ikan. Semakin beragam jenis terumbu karang akan semakin beraneka ragam pula jenis ikan yang hidup di ekosistem tersebut. Oleh karena itu masalah perikanan tidak bisa diabaikan pada pengelolaan ekosistem terumbu karang. Dengan meningkatnya jumlah penduduk saaat ini maka jumlah aktivitas penangkapan ikan di ekosistem terumbu karang juga meningkat. Apabila hal ini dilakukan secara intensif, maka kondisi ini memungkinkan terjadinya penurunan stock ikan di ekosistem terumbu karang. Keadaan ini akan memakan waktu lama untuk bisa pulih kembali. Pengelolaan yang efektif harus didasarkan pada karang akan semakin beraneka ragam pula jenis ikan yang hidup di ekosistem tersebut. Oleh karena itu masalah perikanan tidak bisa diabaikan pada pengelolaan ekosistem terumbu karang. Dengan meningkatnya jumlah penduduk saaat ini maka jumlah aktivitas penangkapan ikan di ekosistem terumbu karang juga meningkat. Apabila hal ini dilakukan secara intensif, maka kondisi ini memungkinkan terjadinya penurunan stock ikan di ekosistem terumbu karang. Keadaan ini akan memakan waktu lama untuk bisa pulih kembali. Pengelolaan yang efektif harus didasarkan pada pengetahuan biologis target spesies, sehingga teknik penangkapan yang tepat dapat ditentukan. Pengelolaan terumbu karang ini cenderung lebih banyak ditekankan pada pengambilan karang atau aktivitas manusia seperti pengeboman ikan karang, dan yang lainnnya secara tidak langsung dapat merusak karang.
2) Aktivitas Pariwisata Bahari
Untuk menjaga kelestarian potensi sumberdaya hayati daerah-daerah wisata bahari, maka di Indonesia telah dibentuk suatu kerja sama pengembangan kepariwisataan (Tourism Development Coorporation) yang modalnya berasal dari dari para investor lokal, pemerintah lokal dan regional dan masyarakat Badan kerjasama pariwisata dapat dijumpai di Nusa Dua Bali dan Manado. Adapun tugas badan ini diantaranya adalah :
• Menjaga daya tarik masyarakat terhadap pengembangan pariwisata .
• Membantu pengusaha menempati kebijaksanaan– pemerintah
• Pemanfaatan taman laut untuk tujuan wisata pada umumnya diperoleh melalui
• Pengadaaan dana pinjaman untuk pembangunan infra struktur. Sepeti agen-agen pariwisata dan scuba diving. Namun kedua agen atau arganisasi tersebut lebih mementingkan profit daripada harapan konservasi yaitu pelestarian sumberdaya alam laut. Sebagai akibatnya aktivitas mereka sering menimbulkan hal- hal yang tidak diinginakan atau bertentangan dengan nilai estetika atau carrying capacity lingkungan laut.

Menurut Suharti (2011), ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem terkaya yang merupakan “bank” dari keanekaragaman biologi.
• Terumbu karang merupakan sistem yang sangat kompleks, terdiri dari banyak lingkungannya, dan merupakan penghuni terumbu karang yang paling menonjol mikrohabitat. Secara umum, ikan karang benar benar telah menyatu dengan lingkungannya.
• Diperkirakan ada 12000 jenis ikan laut, 7000 jenis diantaranya menempati terumbu karang. Sejumlah besar ikan karang yang dijumpai di terumbu karang, mencerminkan secara langsung jumlah yang sangat besar dari habitat yang dapat didukung oleh lingkungan terumbu karang.
• 75% dari ikan yang hidup di daerah terumbu karang merupakan ikan yang bersifat diurnal (beraktivitas disiang hari). Sebagian dari ikan-ikan ini berwarna sangat menarik dan umumnya sangat erat berkaitan dengan terumbu karang, contohnya ikan cina-cina (Labridae), ikan betok (Pomacentridae), ikan nona manis (Serranidae), ikan kepe-kepe (Chaetodontidae), ikan enjil (Pomacanthidae).
• Kurang lebih 30% merupakan ikan yang bersifat kriptik (tidak mudah dilihat) oleh penyelam. Mereka umumnya berukuran kecil dan sangat pandai menyamarkan dirinya dan menghabiskan sebagian besar waktunya bersembunyi di dalam struktur karang yang kompleks. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain ikan gobi, bleni, belut laut (morey), tangkur kuda/buaya, dan sebagian besar ikan lepu.
• Sekitar 10% dari ikan karang hidupnya aktif pada malam hari (nocturnal). Mereka bersembunyi di celah-celah karang atau gua karang sepanjang siang hari dan akan muncul kepermukaan air untuk mencari makan pada malam hari. Kelompok ikan beseng (Apogonidae), ikan swanggi (Holocentridae) masuk dalam kelompok ini.
• Sebagian kecil ikan di terumbu karang hidupnya menguburkan diri di pasir, lumpur atau pecahan karang (rubble), contohnya ikan bloso, ikan sebelah/lidah) dan sebagian ikan gobi.
• Sebagian kelompok ikan berlindung dan menjelajah di terumbu karang. Antara lain yang termasuk didalamnya adalah ikan butana (herbivora), dan kelompok karnivora seperti kakap, kerapu.
• Sebagian kecil ikan-ikan yang hidup dikolom air dan menjelajah daerah terumbu karang untuk mencari makan dan aktivitas hidup lainnya merupakan ikan karnivora, contohnya ikan barakuda, ikan ekor kuning, ikan pari manta.
• Banyak jenis ikan yang hidupnya soliter, berpasangan atau berkelompok (baik dalam jumlah kecil ataupun besar). Berkelompok (schooling) merupakan satu strategi dikehidupan ikan yang hidupnya lebih banyak menjelajah di kolom air terbuka.